“1 hektare bisa sampai 8-10 ton. Jika kita pasang jaring ini dengan cepat kita bisa selamatkan sekitar 70-80 persen jadi bisa kita selamatkan sekitar 30-30 persen. Sekarang kerugian petani sekitar 210 ton, dikalikan harga gabah 4000/kg, itu bisa sampai 2.8 M,” tutupnya.

Salah satu petani yang terdampak, Jufri, mengungkapkan bahwa dia hanya bisa mengumpulkan 20 karung gabah dari 3 hektar sawahnya yang biasanya menghasilkan 400 karung gabah.

“Petani terpaksa memanen padi meski masih muda. Memang jumlah panennya menyusut, dari yang sebelumnya kita bisa memanen sampai 400 karung, sekarang sisa 20 karung saja,” tururnya.

Dengan kondisi padi yang dipanen muda, dirinya pun khawatir, pedagang tak akan mau membeli.

“Kami pun ragu pedagang mau membeli karena kondisi padinya diambil saat masih muda yang tentunya kualitasnya akan berbeda dengan padi yang dipanen tepat waktu. Kalau dihitung-hitung kerugian saya sendiri sampai Rp 35 juta,” tutupnya.

YouTube player