RAKYAT NEWS, MAROS – Bupati Maros, Chaidir Syam, menegaskan kesungguhan dalam melindungi berbagai jenis kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Daerah ini terkenal sebagai “The Kingdom of Butterfly” atau Kerajaan Kupu-Kupu yang pesonanya telah terkenal hingga ke mancanegara.

“Jika kita kehilangan kupu-kupu, maka Kawasan Bantimurung akan kehilangan identitasnya sebagai The Kingdom of Butterfly,” ujar Chaidir Syam, Senin (25/11/2024).

Chaidir terus mendorong partisipasi masyarakat dan pengunjung dalam menjaga habitat kupu-kupu di Bantimurung. Ia menekankan betapa pentingnya menjaga ekosistem karena masyarakat setempat juga mendapatkan manfaat ekonomi dari keberadaan kupu-kupu yang dilindungi.

“Objek utama saat berkunjung ke Bantimurung adalah menyaksikan kupu-kupu di habitat aslinya. Oleh karena itu, melestarikannya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat,” tambah Chaidir.

Saat ini, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki 252 jenis kupu-kupu yang berbeda. Keanekaragaman ini menjadikannya tempat wisata yang unik sekaligus sarana edukasi tentang konservasi.

Selain itu, beberapa kelompok masyarakat di sekitar area tersebut menggunakan kupu-kupu yang sudah mati untuk dijadikan souvenir bernilai ekonomi tinggi.

“Usia hidup kupu-kupu hanya sekitar 30 hari. Warga memanfaatkan kupu-kupu yang sudah mati atau hasil penangkaran untuk dijadikan souvenir. Mereka juga telah dilatih agar pengolahan ini tetap ramah lingkungan,” jelas Chaidir.

Chaidir menegaskan bahwa pemerintah Kabupaten Maros beserta masyarakatnya akan terus berusaha menjaga kelestarian kupu-kupu di Bantimurung.

Upaya ini tidak hanya untuk melindungi ekosistem, tetapi juga untuk memberikan pembelajaran kepada generasi mendatang.

“Insyaallah, kami akan terus menjaga kelestarian kupu-kupu di Bantimurung. Ayo, datang ke Maros, nikmati keindahan alam, dan pelajari siklus hidup kupu-kupu di Kerajaan Kupu-Kupu yang memukau ini,” ajak Chaidir.

YouTube player