“Kebutuhan utama AI ini ada di layanan publik—pendidikan, kesehatan, pariwisata, termasuk dukcapil. Pemanfaatannya bisa mempercepat layanan, terutama dalam hal informasi dan pengolahan data,” jelas Chaidir.

Pada tahap awal, pemerintah daerah akan memfokuskan langkah pada perubahan pola pikir ASN terhadap teknologi baru. Bupati menekankan bahwa transformasi digital harus dimulai dari pemahaman dasar aparatur mengenai manfaat dan cara kerja AI.

“Kita punya rencana jangka panjang. Tapi tahap pertama adalah mengubah mindset ASN. Jangan sampai ASN, bahkan kepala OPD, tidak tahu apa itu AI dan bagaimana menggunakannya,” ujarnya.

Lebih jauh, Pemkab Maros juga berencana memperkuat infrastruktur digital, termasuk di wilayah terpencil yang masih minim akses teknologi, agar pemanfaatan layanan berbasis digital dapat merata.

“Infrastruktur digital akan terus kita perkuat, termasuk di daerah terpencil. Ini penting agar pemanfaatan teknologi bisa merata,” tambahnya.

Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mempercepat transformasi digital di Kabupaten Maros serta mendorong peningkatan kualitas layanan publik yang lebih modern dan responsif.

YouTube player