RAKYAT.NEWS, MAROS – UNESCO Global Geopark menyambut anggota baru Maros Pangkep Geopark setelah resmi bergabung dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 pada bulan Mei. Bupati Maros dan Wakil Bupati Maros turut serta dalam Acara Digital Selamat Datang untuk Maros Pangkep UNESCO Global Geopark yang diselenggarakan di Rumah Jabatan Bupati Pangkep pada Selasa (6/6/2023).

Bupati Maros H.A.S Chaidir Syam S.IP MH memberikan dukungan penuh terhadap Kawasan Geopark Maros Pangkep, menyatakan bahwa kedua kabupaten tersebut bergabung dalam Jaringan Global Geopark bersama dengan 17 Geopark lain di seluruh dunia. Saat ini, terdapat 195 taman bumi UNESCO di 48 negara, di mana Geopark Maros Pangkep menjadi geopark global ke-8 di Indonesia.

Bupati Maros mengatribusikan pencapaian ini kepada kerja keras dan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep, dan seluruh pemangku kepentingan di bawah koordinasi Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep.

“Saya dan juga Wakil Bupati Maros Hj Suhartina sangat bangga, kami berharap setelah ini kita bekerja sama memberikan yang terbaik sehingga kehadiran UNESCO Global Geopark ini betul-betul nantinya dapat memberikan suatu nilai tambah untuk mensejahterakan masyarakat dan mari bersama menjaga sekaligus sebagai daya tarik tersendiri bagi kepariwisataan di Sulawesi Selatan,” sebut beliau.

Keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara Pemerintah Maros, Pangkep, dan Badan Pengelola Geopark yang telah diupayakan sejak tahun 2015, ketika diakui sebagai Geopark nasional pada tahun 2018, hingga akhirnya meraih status Geopark dunia pada tahun 2023.

“Penunjukan UNESCO Global Geopark adalah pengakuan prestisius yang diberikan pada tempat atau wilayah luar biasa untuk situs geologis dan lanskap internasional dan kepentingan khusus. Situs-situs ini, bersama dengan situs warisan ekologi, budaya, dan arkeologi yang penting, dikelola dengan cermat melalui pendekatan komprehensif yang mencakup konservasi, pendidikan, penelitian, dan pariwisata yang bertanggung jawab,” jelas Chaidir