Bupati mengakui bahwa penyusunan renstra bukan hal baru, namun pendekatan kolaboratif lintas sektor ini sudah mulai diterapkan sejak awal masa jabatan mereka.

Sayangnya, pandemi Covid-19 sempat membatasi ruang pertemuan dan interaksi langsung, sehingga pelibatan masyarakat dan sektor swasta tidak bisa dilakukan secara maksimal.

“Sebenarnya pendekatan ini sudah kita mulai sejak lima tahun pertama. Tapi karena pandemi, banyak kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan langsung. Sekarang kita maksimalkan kembali,” jelasnya.

Ia juga menyebutkan tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan anggaran, terutama di tengah kebutuhan efisiensi belanja pemerintah.

“Tahun ini adalah tahun efisiensi, jadi memang tantangan terbesar kita adalah keterbatasan anggaran. Sementara kebutuhan dan harapan masyarakat terus meningkat,” kata Bupati.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa keterbatasan anggaran bukan alasan untuk berhenti berinovasi.

Pemerintah daerah justru didorong untuk lebih kreatif menjalin kemitraan dan mencari dukungan dari berbagai sumber pendanaan.

“Kita tidak boleh hanya mengacu pada APBD. Harus ada kolaborasi, termasuk dengan sektor swasta, dan tentu saja jemput bola terhadap program-program dari Pak Gubernur dan juga dari pusat,” ungkapnya.

Forum OPD ini diharapkan dapat menghasilkan Renstra yang realistis, partisipatif, dan terintegrasi.

Setiap OPD diberikan kesempatan untuk memaparkan strategi, prioritas program, serta kebutuhan pendukung agar target pembangunan lima tahun ke depan dapat tercapai secara merata dan berkelanjutan.

YouTube player