“Para pelari akan melintasi lima kecamatan, yakni Turikale, Lau, Bantimurung, Simbang, dan Tanralili, dengan rute yang melintasi kawasan geopark dan sejumlah objek wisata alam,” katanya.

Race Director Muhammad Rijal menambahkan bahwa rute tahun ini lebih menantang dan menarik, memberikan para pelari pemandangan khas Maros sepanjang jalur.

“Pelari akan melewati Dusun Lopi-lopi di Desa Kalabirang, Kampung Kelelawar di Simbang, hingga hutan bambu. Rute ini memang kami rancang agar lelahnya pelari bisa terbayar dengan pemandangan alam,” jelasnya.

Rijal juga mengingatkan pentingnya menjaga kondisi fisik terutama bagi peserta full marathon.

“Empat kategori ini tidak bisa dianggap remeh, apalagi 42K. Kalau tubuh tidak fit, sebaiknya jangan memaksakan diri karena keselamatan itu yang utama. Nyawa kita cuma satu,” pesannya.

Untuk pencatatan waktu, Maros Marathon 2025 menggunakan chip time system, teknologi yang biasanya hanya tersedia di event marathon berskala nasional.

“Kita hadirkan fasilitas chip time agar event ini benar-benar setara dengan even-even besar. Apalagi ini satu-satunya full marathon yang digelar di Sulsel tahun ini,” ungkapnya.

Total hadiah yang disiapkan panitia mencapai ratusan juta rupiah. Meski tidak ada kategori master, peserta akan didampingi pacer di tiga kategori utama, yaitu full marathon, half marathon, dan 10K.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Maros, M Ferdiansyah, mengatakan bahwa Maros menjadi daerah pertama di luar kota besar di Sulawesi Selatan yang mengangkat full marathon sebagai bagian dari branding wisata daerah.

“Event lari ini benar-benar kita kemas sebagai promosi wisata. Tidak perlu akomodasi mahal, tapi kualitas event tetap kita jaga. Ini bentuk keseriusan Pemkab Maros dalam mengembangkan sport tourism,” pungkasnya.

YouTube player